Tuesday, January 29, 2013

Lima Ratus Potong Busana Muslim Terjual dalam Enam Bulan [Bagian 1]


Lima Ratus Potong Busana Muslim Terjual dalam Enam Bulan - Semangat, kerja keras, dan ide untuk terus melakukan inovasi baru. Itu poin penting bagi Sekarlangit Dewandaru dalam menjalankan bisnisnya. Pemilik Iza Online Shop ini juga selalu berusaha mengutamakan konsep matang dan berbeda dengan karya desainer lainnya.

Meskipun terbilang muda, Sekar punya prestasi yang luar biasa dalam mengelola bisnis ritel busana. Dalam waktu kurang lebih enam bulan, dia mampu membuat 500 baju busana muslimahnya terjual habis. Busana tersebut terdiri dari beraneka model, mulai dari model gamis yang klasik hingga gaun pesta yang modern.

Dia mengaku, kegemarannya dalam mengambar membawanya menjadi perancang busana. Selain itu, dia mengaku memiliki bakat dalam merancang busana dari sang ibu. Dia menceritakan, sejak kecil telah menyukai kain. Setiap kali ibunya berbelanja bahan untuk membuat busana, dia pasti diajak.

Sewaktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, Sekar mengaku belum begitu mengenal dengan baik kualitas kain. Dia baru menyadarinya saat memasuki sekolah menengah atas. Bahkan, dia sekaligus menyadari bahwa kain dapat mendatangkan uang. Itu, setidaknya, terbukti dari bisnis ibunya yang kala itu menjual jasa rancangan busana.  Seiring bergulirnya waktu, pandangan tersebut musnah. Itu terjadi ketika Sekar menyadari bahwa ketertarikannya terhadap kain bukan karena materi. Namun mengenai hobi dan jiwa.

Minatnya kepada warna dan motif yang membuatnya begitu tertarik pada kain. Sebelum akhirnya, bakat yang dimiliki tutur menentukan perjalanan karirnya.Sekar mengaku banyak belajar tentang kain saat diajak sang ibu berbelanja kain. Dia menjadi tahu mengenai motif dan jenis kain.

Selanjutnya

Lima Ratus Potong Busana Muslim Terjual dalam Enam Bulan [Bagian 2]


Lima Ratus Potong Busana Muslim Terjual dalam Enam Bulan - Saat itulah, dia mengaku sedikit demi sedikit mulai serius mempelajari kain. Terutama mendalami bagaimaan kain dapat di kombinasikan dengan busana. Selain itu, dia menyelami bagaimana setiap kain dapat dijadikan inovasi baru dalam hal model.

Saat ini, kiprah Sekar di dunia desainer kian mantap. Beberapa karyanya telah terjual. Harga yang dipatoknya bervariasi. Dia mengistilahkan harga busana rancangannya standard untuk isi dompet remaja dan anak muda. Harganya antara Rp 100 ribu hingga Rp 400 ribu.

Dalam rancangannya, Sekar selalu berusaha bermain pada warna dan motif. Garis rancangnnya pun selalu identik dengan penuh warna. Juga, garis potongannya yang asimetris dan  sederhana sehingga memperlihatkan karakter tubuh. Setiap detail produk dan rancangan fokus pada jenis handmade, dikerjakan dengan tangan. Sekar juga menawarkan busana rancangannya secara online dengan memanfaatkan internet. Strategi bisnis ini telah berlangsung selama dua tahun. Gerai online itu bernama Iza Online Shop. Dahulu dia menjalankan usaha ini bersama teman sekampusnya. Tapi, kerja sama itu tidak berlangsung lama. Kerja sama tak berlanjut lantaran mereka memiliki usaha masing-masing.

Sekar mengatakan, usahanya ini bukan main- main. Di usianya yang tergolong muda, dia mengaku mampu mengelola keuangannya sendiri. Omzet dengan hitungan jutaan rupiah per bulan mengalir ke rekeningnya.

Bahkan, untuk urusan hijab style, Sekar mampu melakukannya. Itu mulai dari mengkreasikan hijab, padupadan hijab dengan busana keseharian, hingga penggunaan aksesori pelengkapnya seperti pin, tas, kalung, dan bandana.

[Referensi]

Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional [Bagian 1]


Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional - Kain Indonesia menjadi sumber inspirasi yang tak habis digali. Ia memberi identitas dan kekuatan. Di tengah dunia yang bergerak cepat, kain warisan budaya ini hadir dalam desain yang praktis dan nyaman.

Didiet Maulana, Dian Pelangi, Nita Azhar, dan Lenny Agustin adalah sebagian perancang mode yang berupaya agar kain Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Pada saat yang sama, konsumen mode di negeri ini tak lepas dari paparan tren mode dunia.

Karena itu, para perancang ini tidak sekadar mengajak konsumen membaca makna pada selembar kain Indonesia. Mereka pun dituntut menjelmakan kain itu menjadi busana yang nyaman untuk beraktivitas sehari-hari.

Inspirasi dari warisan budaya Indonesia, misalnya, didapat Didiet Maulana bukan hanya dari corak khas kain masing-masing daerah, melainkan juga siluet busana khas daerah. Dari beragam jenis kain Indonesia, Didiet memfokuskan diri pada tenun.

Karakter tenun yang berbeda antara satu daerah dan daerah lain juga memengaruhi garis desain perancang yang mengusung label Ikat Indonesia ini. Dari Jepara dan Bali, Didiet menemukan tenun bermaterial katun yang sangat sesuai untuk pakaian sehari-hari. Dengan tenun sutra dari Sulawesi Selatan, ia membuat potongan baju lebih longgar karena bahan yang lebih rentan tegangan.

Didiet juga merasa tak perlu selalu mengacu pada tren mode dunia. Di matanya, Indonesia begitu kaya dengan struktur teknik potong dan beragam siluet. Ditambah padu padan bahan dan aksen, inspirasi dari baju khas daerah ini menjelma jadi baju berpotongan modern, nyaman dipakai, tanpa kehilangan identitas budaya.

Selanjutnya

Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional [Bagian 2]


Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional - Sementara Dian Pelangi menghadirkan desain busana muslim dengan kain Indonesia yang berwajah internasional. Menurut perancang yang banyak berkreasi dengan jumputan ini, kain Indonesia tidak hanya bisa dikemas menjadi tren di dalam negeri. Beberapa label mode dunia bahkan mulai mengadopsi corak jumputan, tetapi membuatnya dengan cetak.

Gemas dengan itu, Dian berharap kain jumputan Indonesia yang dibuat dengan celup ikat bisa mendunia. Dari sejumlah pergelaran di luar negeri, Dian membuktikan, karyanya yang berbahan jumputan begitu diminati, bahkan oleh konsumen yang tak berbusana muslim. Dengan buatan tangan tentu tak bisa dihasilkan kain jumputan yang motifnya persis sama walaupun berkarakter sama. Keunikan itu ternyata juga bisa dihargai konsumen mode di luar negeri dengan penjelasan yang tepat.

”Wajah” internasional, antara lain, dituangkan Dian pada koleksi terbarunya yang menampilkan motif jumputan ”berbau” Afrika. Pewarnaan dan payet pun dibuat khusus untuk memperkuat cita rasa itu. Pilihan warna, seperti terakota, merah marun, dan hijau emerald, ditabrakkan dengan oranye mencolok, tetapi juga berpadu dengan warna netral. Dalam desain busana muslim, Dian juga memberi ruang padu padan bagi konsumen.

Nita Azhar, perancang yang tinggal di Yogyakarta, menawarkan cara lain. Sebagai perancang, pemilik label Batik Soga ini lebih banyak mendesain kain panjang batik. Dalam berbagai pergelaran di luar negeri, Nita lebih banyak menampilkan kain panjang batik sekaligus memberi tips cara pakainya. Kain-kain itu, misalnya, diikat, dililit, atau jadi menyerupai gaun malam dengan sematan dan draperi.

Selanjutnya

Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional [Bagian 3]


Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia dengan Busana Muslim Kain Tradisional - Nita Azhar, perancang yang tinggal di Yogyakarta, menawarkan cara lain. Sebagai perancang, pemilik label Batik Soga ini lebih banyak mendesain kain panjang batik. Dalam berbagai pergelaran di luar negeri, Nita lebih banyak menampilkan kain panjang batik sekaligus memberi tips cara pakainya. Kain-kain itu, misalnya, diikat, dililit, atau jadi menyerupai gaun malam dengan sematan dan draperi.

Tradisi Jawa kental dalam karya batik Nita. Selain mengembangkan motif asli batik, ia juga mengadopsi unsur tradisi Jawa lain, seperti wayang, menjadi motif batik. Meski begitu, Nita juga mulai menggali potensi dari luar Jawa.

Tak sedikit konsumen mode Indonesia terpapar tren mode dunia. Fenomena itu dirasakan Lenny Agustin. Ia pun menyiasati hal ini. Lenny menggunakan kain Indonesia dan mengadopsi tren melalui teknik pengerjaan busana, antara lain dengan origami.

Ia memperlakukan kain dengan seni melipat kertas khas Jepang itu. Kain Indonesia, seperti jumputan atau tenun, dilipat-lipat membentuk baju, misalnya rok pensil. Bisa juga jadi bagian baju, seperti lengan, atau sebatas aplikasi. Ia tak memotong kain berdasarkan gambar pola.

Meski begitu, Lenny juga tetap terinspirasi siluet busana daerah di Indonesia, seperti baju kurung dan kebaya. Uniknya, siluet kebaya dengan teknik origami, misalnya, berubah jadi blus yang menggantung di perut. Gaya lawas tetapi futuristik itu, antara lain, terlihat pada lengan gembung. Dulu lengan gembung dibuat dengan kerutan, kini Lenny membuatnya dengan origami.

[Referensi]

Semakin Dinamisnya Gaya dalam Berbelanja Online dan Sebuah Hasil Karya Busana Muslim yang Inspiratif [Bagian 1]


Semakin Dinamisnya Gaya dalam Berbelanja Online dan Sebuah Hasil Karya Busana Muslim yang Inspiratif - Sepanjang 2012, seiring perkembangan teknologi dan melihat semakin parahnya kondisi kemacetan di jalan raya, situs e-commerce bergerak semakin dinamis. Situs-situs belanja lokal maupun internasional memberikan kemudahan, kepraktisan, hingga kesenangan, memindahkan tempat belanja konvensional dalam perangkat canggih seperti laptop, netbook, tablet, hingga smartphone.

Berbagai situs e-commerce baik yang berkonsep mal online atau department store online -bahkan ada yang menyebut pasar tradisional online- menawarkan produk apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat. Produk rumah tangga, gadget, fashion, kosmetik, bahkan telur pun bisa dijual di internet karena luasnya peluang berbelanja praktis melalui e-commerce.

Berbagai kemudahan juga ditawarkan situs-situs e-commerce ini, seperti  belanja online dengan cicilan menggunakan kartu kredit (Lojai.com);  bayar di tempat saat barang diantar (DinoMarket.com); refund saat barang yang dibeli tidak sesuai kondisi (Zalora.co.id), belanja kebutuhan bulanan atau rumah tangga (Click & Drive Carrefour); hingga kebutuhan ibu dan bayi (Mothercare).

Pada 2012 juga tercatat, perkembangan situs e-commerce produk fashion tak kalah tingginya. Satu per satu situs belanja produk fashion memberikan pilihan berbelanja  dengan misi mengangkat produk fashion lokal. Seperti portal e-commerce Scallope.com, Zalora.co.id, juga produk yang mengangkat kain nusantara seperti batik dan tenun (Toraja Melo dan Berbatik.com). Saat belanja produk fashion lokal secara online cenderung mendominasi, online shopping koleksi busana limited edition untuk label internasional pun terpenuhi melalui hadirnya Laavaa.com.

Selanjutnya