Monday, January 7, 2013

Busana Muslim dengan Menggunakan Sulaman Minangkabau [Bagian 2]


Busana Muslim dengan Menggunakan Sulaman Minangkabau - "Setiap hari kamis kepada pegawai wajib memakai pakaian daerah dengan motif dan corak khas masing-masing kabupaten/kota. Hal ini tentu akan memberikan dampak terhadap pengrajin dalam meningkatkan produktifitas," ujarnya.

Sebab, melalui industri tenun, sulaman dan songket mampu menumbuhkan ekonomi karakyatan yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, dalam upaya menumbuhkan kerajinan dan perluasan aspek pemasarannya perlu juga promosi yang banyak, jika perlu manfaatkan "bilboard" yang ada di ibukota Jakarta sebagai pusat promosi yang baik.

Gubernur juga menyampaikan apresiasi terhadap tim penulis buku " Mengenal Tenun Songket, Ratu Kain Sumatera Barat dan Lomba Disain Busana Muslimah", karena ini secara tidak langsung jadi wadah bagi orang lain untuk mengenal indutri tenun dan songket di Sumbar.


Kemudian lomba "Disain Busana Muslimah" berbasis sulam juga merupakan motivasi agar berkembangnya ide-ide yang kreatif terhadap motif dasar tenun dan songket.

Ketua Dekranasda Sumbar, Nevi Irwan Prayitno menambahkan pihaknya akan terus berkarya dengan menggali, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa yang ada di daerah.

Secara bertahap perjuangan yang telah dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak telah membuahkan hasil, dimana Sumbar patut bangga dengan anugrah Rekor Muri Sulaman terpanjang tahun 2012 yang diserahkan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Jakarta beberapa bulan lalu.

Hal itu membuktikan kepada dunia luar, bahwa kriya Sulam Sumbar telah diakui oleh berbagai pihak, baik disain, seni pembuatan maupun kualitas sendiri.

"Saat ini kualitas sulam dan songket Sumbar, merupakan yang terbaik di Indonesia dari segi kerapatan benang dan perwarnaan yang baik," ujarnya.

No comments:

Post a Comment