Monday, January 7, 2013

Busana Muslim Minimalis dan Futuristik di Tahun 2013 [Bagian 2]


Busana Muslim Minimalis dan Futuristik di Tahun 2013 - Pria kelahiran Kota Pontianak, 13 November 1968 yang eksis menekuni dan mengangkat batik tenun ini memastikan tren akan beralih ke nuansa alami. Bahkan hasil rancangannya sampai digemari orang-orang yang berasal dari Jepang. Hanya saja, saat ini ia masih terkendala biaya untuk menggelar show tunggal di Negara Sakura itu. Bentuk pakaian sudah semakin minimalis dan sederhana. Memang tren fashion ini banyak ditularkan dari Eropa jelas Uke kemudian.


Hanya saja, sekarang ekonominya sedang ambruk. Sehingga perancang-perancang dari sana lebih memilih warna soft dan sederhana. Kalau dari Asia, pengaruh Korea masih sangat menonjol. Roknya juga beragam, paparnya, ada yang panjang dan ada juga di atas lutut. Namanya tren harus menyesuaikan profesi dan usia. Uke mengingatkan, jangan dilupakan di Indonesia tren busana muslim juga banyak peminatnya. Jadi untuk panjang pendek baju tergantung. Yang jelas kalau baju muslim harus sesuai dengan syariat. Baik untuk panjangnya dan tidak menampakkan lekuk tubuh.

Ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Model Indonesia (APPMI) Kalbar ini melihat tren di Indonesia dipengaruhi produk lokal. Dihasilkan dari daerah tersebut. Seperti motif-motif daerah dan batik tenun. Kalau gejalanya mengikuti teknologi, terlalu cepat perubahannya. Jadi akhirnya orang balik ke tradisi yang bisa dipegang. Tradisi itu kan bisa dipegang, misalnya tenun, 20 tahun akan datang mungkin tenun masih bisa dipakai atau lima tahun lagi masih tetap ngetren.

Selanjutnya

No comments:

Post a Comment