Friday, January 25, 2013

Juara Lomba Busana Muslim Bireun dan Banjir Menyebabkan Pedagang Busana Rugi [Bagian 3]


Juara Lomba Busana Muslim Bireun dan Banjir Menyebabkan Pedagang Busana Rugi - Sementara Fitriani, penjaga toko pakaian dalam wanita, mengaku tokonya baru buka setelah tiga hari ditutup karena banjir. Walaupun tidak tertimpa musibah banjir, namun dirinya mengaku kesulitan dalam mendapatkan akses menuju Tanah Abang karena mayoritas jalan terendam oleh banjir. Fitri dan beberapa teman berjuang untuk sampai ke tempat kerja, namun air yang kian dalam merendam jalanan membuat mereka menyerah. Saat itu, banjir dimana-mana.  Bila beberapa toko terpaksa tutup karena bencana banjir, sejumlah toko tetap beroperasi, seperti toko busana batik milik Agus Rohayat.

Agus meliburkan beberapa karyawan yang kebanjiran, sementara yang tidak kebanjiran diwajibkan masuk kerja, meski harus menerobos banjir.  Tapi perjuangan Agus dan beberapa pegawainya, tak sesuai dengan keuntungan penjualan yang didapatnya. Bila sehari setidaknya ada 20 orang pembeli, namun kini paling hanya satu atau dua orang yang membeli baju batik per hari.

Nasib serupa dirasakan Andi Sukarno, juga pemilik toko busana batik, padahal dia buka terus.  Omset berkurang hingga 50 persen lebih karena sepi pembeli. Dia malah merasa bila Pasar Tanag Abang sudah kayak kuburan.  Pada hari biasa Andia bisa meraup omset sekurangnya Rp10 juta per hari, namun sejak Kamis lalu berkurang dia cuma dapat lima juta rupiah saja. Tak hanya beberapa toko yang tetap beroperasi, petugas ekspedisi pengiriman barang juga begitu, termasuk pula pedagan kaki lima seperti Ade Nurodin yang menjual rujak juhi.  Namun sepi pengunjung membuat jualan Ade juga terpengaruh.  Berkurangnya pembeli juga dirasakan Maemunah, penjaga toko tas dan koper. "Nggak ada pengunjung, sepi. Yang beli paling cuma satu atau dua orang saja," kata Maemunah.

[Referensi 1]
[Referensi 2]

No comments:

Post a Comment