"Komposisi penduduk dan industri tersebut bisa menjadi peluang kita untuk menumbuhkan industri busana dan kerajinan lokal," ujarnya saat membuka Jabar Fashion and Craft 2012, Graha Manggala Siliwangi, Jln. Aceh, Rabu (26/12/12).
Untuk memanfaatkan peluang tersebut, menurutnya, SDM perlu didorong agar mampu menghasilkan kreativitas yang berkualitas. Menurut dia, kreativitas dalam industri busana dan kerajinan berguna untuk memberi perbedaan antara produk yang satu dengan lainnya. Dengan adanya diferensiasi, dia berpendapat, industri busana dan kerajinan bisa memiliki daya saing.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Fery Sofwan Arif, mengatakan, meski jumlah penduduk yang besar bisa menopang pertumbuhan industri busana lokal, namun menurut dia, serapan kain penduduk Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia.
Dia mengatakan, serapan kain di Indonesia hanya 8 kg/kapita. Sementara Malaysia sudah 15 kg/kapita. Menurutnya, itu menunjukkan orang yang berganti-ganti busana di Indonesia perputarannya belum sebanyak Malaysia.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Jabar Fashion and Craft 2012, Rizal Aditia, mengatakan, pihaknya menargetkan transaksi sebesar Rp 15 miliar dari pameran yang telah diselenggarakan kedua kalinya ini.
"Saat penyelenggaraan pertama pada dua tahun yang lalu, transaksi yang direalisasikan mencapai Rp 12 miliar. Kami berharap, realisasi transaksi pada tahun ini bisa melebihi pameran yang sebelumnya," kata dia.
Selanjutnya
No comments:
Post a Comment