Jasa Jahit, Sablon dan Bordir dan Bisnis Baru - Titi terjun ke usaha ini karena melihat peluang hijab stylish terbuka lebar. Namun, ia menyadari persaingan bisnis ini sudah semakin ketat. "Jadi saya harus belajar sesuatu yang baru setiap saat, tetap up date pengetahuan," ujarnya.
Dari usaha ini, ia meraup omzet Rp 10 juta per bulan. Laba bersihnya 80% dari omzet. Ia membanderol jasanya itu mulai Rp 50.000 hingga ratusan ribu rupiah. Biasanya, permintaan membludak saat sedang musim menikah. Asal tahu kuncinya, kata Titi, tak sulit memasang kerudung. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk wajah.
Soalnya, tidak semua style akan cocok dengan setiap wajah. Untuk model jilbabnya sendiri fleksibel, bisa kasual, formal, dan spesial.
Gaya kasual biasa dipakai untuk aktivitas sosial biasa, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun selingan. Sedangkan gaya formal dipakai untuk acara-acara formal.
Lokasi atau waktu yang cocok untuk berhijab gaya ini saat menghadiri acara pernikahan, ke kantor, meeting, wawancara kerja, atau hal-hal yang bernuansa resmi lainnya. Adapun gaya spesial dikenakan untuk acara-acara khusus, seperti menghadiri fashion show, pengajian akbar, konser musik, atau reuni keluarga.
Pemain lain di bisnis ini adalah Sawitri Kumala Dewi. Ia telah menggeluti usaha hijab stylish sejak tahun 2009. Awalnya, ia memiliki ketertarikan dengan aneka desain jilbab yang digunakan artis Inneke Koesherawati.
Ia pun belajar dari berbagai sanggar dan kursus. "Ternyata banyak yang butuh jasa modifikasi kerudung. Orang mau pakai kerudung , tetapi tetap stylish," ujar wanita yang akrab disapa Dewi ini.
Selanjutnya
No comments:
Post a Comment