Tuesday, September 4, 2012

Aturan tidak tertulis Menganai Busana Penumpang di Pesawat



Aturan tidak tertulis Menganai Busana Penumpang di Pesawat - Belakangan ini, sering sekali dibahas mengenai aturan tentang busana seseorang saat menaiki pesawat. Padahal, sesungguhnya tidak ada aturan yang mengatur mengenai persoalan ini. Seorang perempuan Amerika Serikat (AS) yang terbang dari Las Vegas ke Southwest baru baru ini mengaku, ia mendapat teguran dari karyawan maskapai karena gaun yang ia kenakan terlalu memperlihatkan belahan dada.

Kasus terbaru, seorang pilot maskapai American Airlines menegur seorang perempuan di pesawat karena mengenakan kaus bertuliskan empat huruf yang membentuk sebuah kata kasar. Ia diizinkan berada di pesawat setelah berjanji menutup kausnya dengan syal.

Kasus ini kemudian menimbulkan perdebatan internet di Amerika. Sebab, setahu masyarakat, maskapai tidak menentukan busana atau membuat dress code untuk penumpangnya.

“Tapi ini bisnis keluarga. Seperti jika anda mengelola restoran lalu ada yang berkata-kata kasar, anda pasti memintanya untuk lebih sopan,” ujar pengacara maskapai dan mantan konsultan di otoritas penerbangan Amerika (FAA), Kenneth Quinn.

Beberapa maskapai di AS seperti American Airlines dan Delta, memang kerap melakukan ‘razia’ busana penumpang. Terkadang, penumpang diminta ganti baju jika pesan yang dituangkan terlalu bersifat politik, rasis dan juga anarkis. Selain ganti baju, solusi lain yang diberikan adalah menutupi pesan yang tertuang dalam pakaian penumpang tersebut dengan syal atau selendang penutup lainnya.

Lalu, apakah benar peraturan tidak tertulis ini adalah sesuatu yang mengada ada dan juga tidak seharusnya diberlakukan. Apakah benar, bila peraturan ini adalah suatu hal yang negative dan harus dihapuskan.

No comments:

Post a Comment