Tuesday, July 24, 2012

Kisah Dibalik Wanita Berkalung Sorban [Bagian 2]


Kisah Dibalik Wanita Berkalung Sorban - Saat menulis, istri Hamdy Salad ini juga bisa terlarut. Ketika menulis kisah percintaan, ia merasa bahagia dan sewaktu ada cerita sedih pun bisa menangis. Perempuan yang menulis cerita pendek Menari di Atas Gunting itu mengaku sudah menulis sejak remaja. Menulis itu adalah panggilan hidup bagi ibunda Jauhara Nadvi Azzadine, Geffarine Firdaws dan Zahida Aine Hawwa itu.

Karya-karya sastranya terhimpun dalam berbagai buku antologi seperti An Antology of Poems Southeast (1996),Cyber Album Indonesia-Australia (1998), Force Majeure (2007), Rainbow: Indonesian Womens Poet (2008), Word Without Borders (2009), E-Books Library For Difabel (2007) dan lebih dari 15 buku sastra lainnya.

Ia meraih penghargaan lewat goresan penanya.  Ia mendapat penghargaan seni  dari Pemerintah Provinsi DIY (1998) dan pemenang Lomba Penulisan Novel Dewan Kesenian Jakarta (2003). Dia juga dinobatkan sebagai tokoh 10 Anak Zaman Menerobos Batas oleh Majalah As-Syir’ah (2004).

Dia juga memperolah anugerah Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) dan Balai Bahasa Award (2008) serta Adab Award dari UIN Sunan Kalijaga (2009).  Kemudian dia dinobatkan dalam Sepuluh Muslimah Kreatif oleh Majalah Noor (2010). Pada 2011 dia memperoleh Anugerah Sastra dari Kemendikbud.

Dia pernah mengikuti Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (1987), aktif di Kelompok Diskusi Perempuan Internasional (KDPI) 1987-1989. Ia mewakili Indonesia dalam ASEAN Writers Conference/Workshop Poetry di Manila, Philipina (1995).

Dia juga jadi peserta Konferensi Pengarang Muslimah di Kuala Lumpur, Malaysia (2010), hadir dalam bedah film dan novel PBS di Hongkong (2009) dan Singapura (2010) dan mengikuti program Siswa Bertanya Sastrawan Bicara (SBSB) di berbagai kota besar di Indonesia (2001-2008). [bmb/ya]

No comments:

Post a Comment