Kontroversi Hijab Chador. Kepopuleran hijab Chador di kalangan muslimah Indonesia mungkin memang tidak sepopuler jenis hijab lainnya seperti Hijab jenis abaya dan jilbab. Namun tidak ada salahnya jika kita sedikit mengenal tipe hijab yang satu ini. Hijab Jika berbicara mengenai hijab Chador, maka tidak akan lepas dari sejarahnya di Iran di mana mayoritas muslimah di sana pada beberapa dekade yang lalu sangat gemar menggunakan jenis hijab semacam ini.
Hijab Chador adalah sejenis jubah yang potongannya menjuntai ke bawah hingga mata kaki tanpa lubang tangan. Biasanya berupa potongan kain polos berwarna hitam di mana penggunaanya dililitkan ke sekujur tubuh sehingga yang tampak hanya bagian muka si pemakai. Negara Iran dikenal sebagai salah satu negara yang sangat memperhatikan warga muslimah dalam berpakaian. Pada zaman pemerintahan Syah Reza sekitar tahun 1935, Sempat muncul larangan bagi wanita dan remaja muslim untuk menggunakan jenis hijab ini di area publik. Jika ada wanita muslimah yang tertangkap basah menggunakan jenis hijab ini di tempat umum, maka polisi setempat tidak segan-segan untuk membuka paksa atau bahkan merobek-robek chador yang dikenakan oleh siapapun tanpa mengenal umur dna status sosial. Muncul juga larangan bahwa wanita yang menggunakan hijab chador dilarang untuk menggunakan transportasi umum dan berbelanja di area publik. Kebijakan ini berkaitan dengan ambisi Syah Reza terkait gerakan modernisasi Iran. Pada waktu itu, wanita muslimah lebih memilih untuk berdiam diri di rumah daripada bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Para orang tua yang memiliki anak putri pun melarang anak-anaknya untuk bersekolah sehingga dampaknya adalah tingginya angka buta huruf pada masyarakat Iran di era kepemimpinan Syah Reza. Banyak organisasi Islam yang menentang kebijakan ini karena dianggap melecehkan Islam terutama penganut alirah Shi’a.
No comments:
Post a Comment