Sunday, June 17, 2012

Sejarah T-Shirt Dan Perkembangannya

Busana T-Shirt yang dikenal dengan nama kaos oblong oleh masyarakat Indonesia termasuk salah satu jenis pakaian yang digemari oleh masyarakat hampir di seluruh penjuru dunia, khususnya di kalangan remaja. Diperkirakan muncul pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Tampilannya yang berkesan casual dengan bahan yang nyaman sangat mudah dikombinasikan dengan beragam padu padan busana, baik sebagai pakaian luar maupun sebagai pakaian dalam. Sejarah awal mengenai kaos oblong bermula dari kebiasaan para tentara eropa yang sering mengenakan pakaian ini sebagai pakaian dalam ketika menggunakan seragam karena potongannya yang simpel dan nyaman ketika digunakan. Kaos oblong ini pun sering digunakan sebagai pakaian luar ketika para tentara sedang beristirahat ataupun dalam keadaan cuaca yang panas karena sifat bahannya yang menyerap keringat. Dalam perkembangannya, kaos oblong menjadi pakaian standar bagi para tentara ketika Perang Dunia ke II. Sedangkan, penamaan dari T-shirt sendiri mungkin dilihat dari bentuk kaos tersebut yang jika direntangkan hampir menyerupai huruf T.

Trend berbusana kaos oblong mulai dikenal oleh masyarakat luas lewat penampilan beberapa aktor kenamaan pada era tahun 1950 seperti James Dean, Marlon Brando dan John Wayne yang tampil berani dengan mengenakan kaos oblong sebagai pakaian luar yang mana pada masanya sangat digilai oleh para fansnya, terutama kaun hawa. Pada masa itu pria yang berani tampil mengenakan kaos oblong dianggap seksi oleh para wanita. Kemudian pada tahun 60an muncul teknologi Screen Printing untuk menambahkan dekorasi gambar pada kaos oblong sehingga tampilan T-Shirt terlihat lebih menarik.

Trend berbusana kaos Oblong pun mulai mengalami akulturasi dengan kultur musik hingga kultur sosial masyarakat yang berkembang pada masa itu. Pada masa itu genre musik Heavy Metal mulai dikenal masyarakat dan sebagai simbol perlawananan terhadap kaum ningrat kapitalis, para pemusik Heavy Metal lebih memilih kaos oblong sebagai pakaian wajib dalam setiap penampilannya. Kemudian trend berbusana kaos oblong sobek-sobek yang sering digunakan dengan leather jacket(jaket kulit) sangat identik dengan subkultur Punk di kalangan anak muda Inggris pada masanya.

Saat ini, tampilan kaos oblong telah mengalami berbagai inovasi baik dari bentuk, warna maupun bahan dasarnya. Berkat inovasi teknologi, mulai bermunculan kaos oblong dengan bahan dasar serat fiber seperti Polyester. Selain digunakan sebagai kebutuhan berbusana, kaos oblong dapat menjadi simbol suatu komunitas. Misalnya kaos oblong bergambar partai politik tertentu / korporasi. Trend penggunaan kaos oblong pun dapat menyiratkan pengalaman tertentu yang dialami seseorang. Kita ambil contoh pada seseorang yang menggunakan kaos bergambar dengan brand Joger. Paradigma awal kita ketika melihat seseorang yang memakai kaos oblong adalah bahwa mungkin ia membeli kaos tersebut ketika berlibur ke Bali. Yang mana masyarakat Indonesia mengenal brand clohing Joger berasal dari Bali. Kaos oblong juga dapat menyiratkan jati diri atau bahkan kegemaran seseorang terhadap sesuatu. meskipun hal ini tidaklah mutlak. Contohnya, seorang anak muda yang gemar memakai kaos dengan gambar band yang disukainya. Terlepas dari itu semua, hingga saat ini kaos oblong masih dianggap lebih sebagai pakaian santai dan bersifat informal. Masih ada anggapan kurang sopan bila menggunakan kaos oblong pada acara-acara ceremonial atau acara resmi. Dalam industri konveksi busana, produk kaos masih dianggap sebagai kategori low fashion karena harganya yang relatif murah dan dapat dengan mudah diproduksi secara massal.  

No comments:

Post a Comment