Kolaborasi Cantik Tiga Orang Desainer Krida Tiga orang desainer yang bernaung di bawah Asosiasi Perancang Pengusaha Indonesia (APPMI) berkolaborasi menghadirkan pergelaran yang bertemakan sejarah perkembangan budaya peranakan di Asia. Khususnya yang berasal dari Indonesia. Pagelaran ini bertempat di Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Dan ketiga desainer tersebut adalah Jeanny Ang, Deden Siswanto dan Rudy Chandra.
Pada pagelaran ini Jeanny menampilkan 25 set busana wanita. Ia membaginya dalam tiga buah sesi. Sesi pertama menampilkan tujuh set mini dress, sesi kedua menampilkan 9 set gaun kebaya dan sesi yang terakhir menampilkan 9 set gaun pesta.
Rangkaian busana yang ditampilkan oleh Jeanny Ang terinspirasi dari Festival Lentera atau umum dikenal masyarakat International sebagai Lantern Festival di dalam ke budaya an China. Koleksinya dihadirkan dalam rangkaian warna-warna cerah seperti pink, hijau, biru, kuning dan orange yang mewakili energi optimis dan kemeriahan dari sebuah acara festival.
Untuk urusan bahan yang digunakan dalam busana karyanya, Jeanny menggunakan material batik. Batik yang digunakan adalah batik 2 Sisi yang menggunakan teknik cetak khusus sehingga menghasilkan motif batik serupa pada kedua sisi kain.
Tidak mau ketinggalan dengan Jeanny Ang, Deden Siswanto juga menampilkan koleksinya yang terdiri dari 25 set busana wanita dan pria. Busana karya Deden terinspirasi oleh proses asimilasi budaya Cina sebagai pendatang dengan penduduk setempat yang memiliki kebudayaan melayu yang kental.
Dengan berbagai potongan asimetris dan siluet serta sejumlah motif simetris khas China, koleksi kali ini menggambarkan perpaduan antara dua latar budaya berbeda yang menghasilkan suatu budaya baru.
Didominasi oleh kain organza, suede dan voile yang diterapkan dengan teknik layering, koleksi karya Deden tetap terlihat ringan namun juga cukup dinamis.
Deden terbilang cukup sukses dalam mengkombinasikan dua buah gaya busana dalam busana koleksi terbarunya ini.
Rudy Chandra kali ini menghadirkan 25 set rancangan yang terinspirasi sejumlah ornamen estetika pada bangunan bersejarah, keramik dan perabotan dari Budaya Peranakan Tionghoa di Indonesia.
Bentuk ornamen diterapkan lewat teknik bordir yang mengambil inspirasi dari baju cheong sam khas dari China. Bahan bahan yang digunakan oleh Rudy antara lain chiffon silk, batik lasem, brocade dan taffeta. Busana buatan Rudy semakin kaya dengan warna warna seperti merah tembaga, emas dan coklat keemasan.
No comments:
Post a Comment