Thursday, June 14, 2012

Membawa Busana Tenun Menembus Pasar Dunia (bagian 4)



Busana Muslim Bandung -  Contohnya saja bila tiba musim mengawinkan anak. Maka di musim tersebut seluruh kegiatan menenun dapat berhenti sehingga menghambat kontinuitas produksi kain tenun. Alasan yang dipergunakan bisa karena mereka ikut mengurusi perkawinan perkawinan itu ataupun sekedar menghadirinya. Oleh karenanya, dalam pembinaan yang Chossy lakukan, Chossy dan timnya harus juga memerhatikann hal tersebut.

Inti dari ini semua adalah kain tenun harus dibuat lebih fleksibel dengan komposisi modern sehingga elemen elemen yang terdapat di dalamnya bisa dimanfaatkan untuk memperkaya busana masyarakat banyak, baik di dalam negeri maupun seluruh dunia. Jika banyak yang memerlukan kain tenun maka proses produksi kain tenun bisa langsung dimulai dan akan berujung pada peningkatan pendapatan para pengrajin tenun.

Chossy sebenarnya pernah sekali diprotes oleh para pelestari kain tenun tradisional. Mereka tidak stuju bila kain yang mereka gunakan dipotong-potong seperti yang Chossy Latu lakukan. Namun protes ini dia jawab dengan karya karya yang lebih membumi. Hasilnya memang dahsyat dan memiliki cita rasa yang tinggi. Akhirnya dibuktikan Chossy dengan bisa hadir di panggung dunia dalam standar yang seharusnya.

Songket palembang tanpa prada emas, tenun garut, songket sambas, sutra makassar, endek bali, bergantian tampil di panggung "cat walk" itu. Lampu-lampu memberi impresi dan fantasi sejati di antara lenggak-lenggok kaki para peragawati.

Musik yang mengalun dan berupa paduan antara komposisi Chopin dan gamelan Bali disambut oleh Tepuk tangan membahana hingga hadirin harus berdiri agar bisa memuaskan penghargaan mereka kepada Chhossy Latu dan kawan akwan. Dan akhirnya, berkat Chossy Latu, kini dunia lebih memaknai dan memberi tempat tersendiri terhadap kain tenun Indonesia.

No comments:

Post a Comment