Thursday, June 14, 2012

Membawa Busana Tenun Menembus Pasar Dunia (bagian 3)



Busana Muslim Bandung -  Peragaan busana tersebut diadakan tidak hany mengangkat kain tenun namun juga kebudayaan Indonesia lainnya, karena peragaan adi busana tersebut diberikan latar Gending Sriwijaya, Ronggeng Blantek dari Jakarta, tari Panji Semirang dan juga tari Gandrung. Diharapkan dengan mengkombinasikan beberapa unsur budaya Indonesoa, para hadirin yang semuanya merupakan kalangan elit Wina, dapat melihat dari dekat kekayaan produk budaya Indonesia yang kemudian bisa menjadi sumber inspirasi mereka di masa yang akan datang.

Tidak Cuma cukup sampai membuat para pengunjung  terpesona akan kekayaan warisan budaya Indonesia. Chossy dan kawan kwan juga memiliki cita cita dalam melestarikan kain tenun ini sehingga bisa sejajar dengan busana atau tekstil mancanegara yang lebih dulu dikenal di ranah adi busana dunia. Namun terdapat sebuah masalah yang terjadi yaitu dengan banyaknya penenun kain tradisional ini yang masih belum sejahtera. Maka cara pendahuluan yang Chossy lakukan adalah dengan mendorong dan mengenalkan kain tenun ini pada masyarakat elit di benua Eropa.

Chossy ingin membuktikan bahwa kain tenun bisa dipakai dalam kegiatan keseharian. Saat memberi keterangan kepada pers pun, dia memakai kain tenun endek khas Bali kelabu dengan jenis tekstil yang memiliki kesan lebih santai. Tanpa berusaha untuk mengurangi kekhususan kain tenun, rancangan baju lengan panjang endek nya kali itu berhasil mengajak hadirin untuk ingin memiliki dan memakainya di tubuh mereka.

Menurut Chossy, Penenun di Tanah Air memiliki beberapa keterbatasan pokok, mulai dari keterbatasan bahan baku benang, taktik sampai dengan cara pemasaran yang dipergunakan. Ditambah lagi dengan sedikitnya kekayaan penenun dalam menggali ide motif hingga aktivitas mereka sehari hari yang menyebabkan pengerjaan bersifat musiman.

Bersambung

No comments:

Post a Comment